Desa Grantung Pionir Kampung Siaga Covid-19 di Purworejo
MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Desa Grantung Kecamatan Bayan menjadi pionir atau pelopor Kampung Siaga Covid-19 di Kabupaten Purworejo. Keberadaannya menjadi wujud sinergitas masyarakat dengan Polres Purworejo dan instansi terkait dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Pencanangan dilakukan oleh Kapolres Purworejo AKBP Rizal Marito SIK SH MSi di gapura utama yang menjadi posko screening desa setempat, Senin (13/4). Dalam kesempatan itu juga diserahkan berbagai bantuan, antara lain alat pelindung pelindung diri (APD), tandon air dan wastafel cuci tangan, serta disinfektan. AKBP Rizal Marito mengatakan, pencanangan Kampung Siaga Covid-19 ditujukan untuk meningkatkan sinergitas antara masyarakat dan Polri. Harapannya, jika pemerintah dan masyarakat kompak, maka pendemi Covid-19 dapat diatasi. “Ini kami deklarasikan untuk melawan Covid-19 bersama-sama,” katanya. Menurutnya, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap imbauan pemerintah cukup baik. Meski demikian, Polres bersama TNI, relawan, dan dinas terkait terus menggencarkan sosialisasi dan menciptakan terobosan upaya pencegahan. Baca juga Pemkot Magelang Anggarkan Rp45 M Tangani Corona Rencananya, semua desa serta kelurahan di Kabupaten Purworejo akan dicanangkan menjadi Kampung Siaga Covid-19. Terkait alasan mengapa Desa Grantung menjadi desa pertama, adalah karena desa tersebut dinilai telah siap. “Harapannya semua desa di Purworejo bisa jadi Desa Siaga Covid-19,” terangnya. Sementara itu, Kepala Desa Grantung, Sujani, menyebut kesiagaan di wilayahnya telah berjalan dengan membatasi mobilitas warga melalui sistem satu pintu. Sejumlah prosedur kesehatan pun akan diberlakukan jika ada masyarakat luar yang ingin masuk ke desa tersebut. Di antaranya diwajibkan memakai masker, dicek suhu tubuh, dan mencuci tangan pakai sabun. Kendaraan akan disemprot cairan disinfektan sebelum masuk. Dalam pelaksanaanya, posko dijaga 24 jam dengan pembagian 3 sift yang masing-masing sift terdiri atas 2 orang relawan dan 1 orang Linmas. Adapun pendanaan posko siaga bersumber dari swadaya masyarakat dan dana desa. “Selama ini sudah berjalan dan dengan adanya pencangan ini akan kita tingkatkan,” sebutnya. Menurutnya, jumlah pemudik yang terdata di Desa Grantung saat ini baru sekitar 30 orang dan mereka menurut untuk menjalani isolasi mandiri. Jika ada pemudik yang terindikasi gejala Corona, petugas posko akan langsung mengarahkan ke fasilitas kesehatan. “Harapan saya kepada masyarakat, khususnya pemudik di perantauan jangan pulang dulu. Untuk warga yang di desa yang tidak mempunyai keperluan penting, tetap tinggal di rumah,” tandasnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: